La Mohang Daeng Mangkona (bergelar Pua Ado) adalah pendiri daerah pemukiman Samarinda Seberang yang nantinya akan menjadi cikal bakal dari kota Samarinda. Berawal dari daerah seberang inilah Samarinda berkembang menjadi sebuah kota dengan penduduk hampir satu juta jiwa dewasa ini.
Sejarah Singkat
Daeng Mangkona adalah orang Bugis Wajo dari Kerajaan Gowa yang tidak ingin tunduk pada perjanjian Bungaya (Bongaja) setelah kerajaan di mana ia berdiam ditaklukan oleh Bone. Dalam usaha Daeng Mangkona untuk hijrah dari tanah lahirnya itulah ia berhenti di daerah Kesultanan Kutai, yang kemudian diterima baik oleh Sultan Kutai.
Sebagai bagian dari kesepakatan, rombongan orang Bugis Wajo pun diizinkan untuk bertempat tinggal dalam wilayah Kesultanan dengan beberapa persyaratan, salah satunya adalah ikut membantu menghadapi musuh. Dalam hal ini adalah membantu mempertahankan wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara dari perompak asal Filipina yang sering melakukan perampokan pada daerah pantai Kutai Kartanegara.
Namun, niat Sultan Kutai untuk memberikan wilayah bagi rombongan Daeng Mangkona bukan hanya karena berdasarkan simbiosis mutualisme semata. Sultan Kutai yang dikenal bijaksana memang bermaksud untuk memberikan tempat bagi masyarakat Bugis yang meminta suaka kepadanya, sebagai akibat dari peperangan dan perjanjian yang tak menguntungkan di tanah kelahiran mereka.
Wilayah perkampungan di mana masyarakat Bugis Wajo bertempat tinggal ini pun Sultan namai dengan Sama Rendah. Tentu nama ini pun memiliki arti yaitu baik pendatang maupun warga asli, berada pada derajat yang sama. Tidak ada perbedaan antara masyarakat Bugis, Kutai, Banjar, maupun suku-suku lainnya.
Rumah rakit pun harus memiliki tinggi yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Tidak ada perbedaan antara rumah si kaya maupun si miskin, mereka memiliki tinggi yang sama.
Ejaan Sama Rendah sendiri pada akhirnya berubah menjadi Samarinda
Dalam usahanya membangun Samarinda, Pua Ado (Daeng Mangkona) pun mendapat gelar Panglima Sepangan Pantai.
Keadaan Situs
Terjadi pemugaran yang mengesankan pada situs makam, jika melihat pada keadaan beberapa tahun lalu yang belum terdapat pagar yang mengelilingi makam maupun tempat parkir, wc umum, dan pendopo pada sisi sebelah kiri makam. Begitu pula miniatur kapal.
Makam milik Pua Ado. |
Juga makam milik para orang kepercayaan Pua Ado:
Tambahan: Kisah Mistis di balik Makam Daeng Mangkona
Awalnya kita hanya akan mengira bahwa ini adalah foto gagal yang hasilnya buram, namun ternyata begitu mendapat penjelasan dari sang juru kunci, aura mistis pun akan nampak.
Ini adalah foto sang juru kunci ketika sedang menjajakan barang dagangan di dekat kompleks makam. Sekumpulan anak muda iseng-iseng memfoto dirinya sekalipun ia sudah memperingatkan untuk tidak melakukan hal tersebut, yang tetap tak diindahkan.
Dan begitu foto diperlihatkan, yang nampak bukan lagi sosok sang juru kunci namun berubah menjadi bentuk memanjang seperti ular ini. Menurut juru kunci, itu adalah penjaga dari makam Daeng Mangkona, yaitu sesosok ular naga berwarna keemasan.
Lokasi Situs MakamMakam La Mohang Daeng Mangkona terletak di Jl. Mas Penghulu Kelurahan Mesjid, Samarinda Seberang.
Agak susah menuju Makam ini disebabkan perbaikan jalan dan jalan kecil yang hanya dapat dilewati kendaraan roda dua dan roda empat.
izin mengunduh gambar
ReplyDelete